Hidup sulit atau mudah itu tergantung yang menjalani. Sesulit apapun hidup, akan terasa ringan jika dijalani dengan penuh ketulusan dan kesabaran. sebaliknya, Semudah atau seenak apapun hidup akan terasa sulit atau menjengkelkan jika dijalani berdasar pandangan mata alias membandingkan dengan yang lain.
Setiap yang lahir sudah disiapkan fasilitas untuknya selama hidup. meski dengan ukuran yang tidak sama. fasilitas inilah yang kemudian dikenal dengan istilah rejeki.
Perbedaan ukuran rejeki adalah akar terjalinnya simbiosis mutualisme agar kehidupan terus berputar, bukan untuk menyengsarakan. hanya saja, ketidaksadaran manusia akan hal ini, yang menjadikan kehidupannya benar-benar sengsara.
apa yang telah digariskan untuk kita, tak mungkin akan salah sasaran, atau tidak sampai. bahkan rejeki lajunya lebih kencang daripada maut dan lari kita. Dalam sebuah riwayat disebutkan
لو ركب الإنسان الريح وهرب من رزقه لركب الرزق البرق وأدركه حتى يدخا فى فمه
"Jikalau seseorang mengendarai angin dan lari dari rejekinya, niscaya rejeki itu mengendarai petir dan mengejarnya hingga masuk ke mulutnya"
Meski rejeki sudah ditulis oleh Allah, tidak berarti manusia berpangku tangan tanpa ikhtiyar. Namun titik tekannya adalah tidak terlalu mengejar hidup hingga lupa bahwa dunia adalah jembatan untuk meraih kehidupan yang kekal di akhirat
💓💓💓
Posting Komentar